TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama prihatin dengan kabar
tentang nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sering diperlakukan tak
manusiawi di negara tetangga.
Saat mendengar
informasi tentang seorang TKI yang diperkosa tiga oknum polisi di
Malaysia belum lama ini, Ahok -begitu ia biasa disapa, makin geregetan
dan berhasrat membereskan persoalan kemiskinan, khususnya di Jakarta.
"Masyarakat kita di luar diperlakukan seperti itu, tapi di dalam juga
tak ada bedanya, karena tak ada pilihan selain jadi pembantu," kata Ahok
di Yogyakarta, Selasa 13 November 2012.Dia mengatakan perlakuan buruk kepada rakyat kecil di Tanah Air terjadi di berbagai sektor, semisal pungutan liar terhadap pedagang. Menurut Ahok, terhambatnya pengentasan kemiskinan lantaran sistem yang tidak berpihak kepada masyarakat golongan menengah ke bawah. "Sistem sekarang berpihak kepada pemilik modal," ujarnya.
Selama ini, kesulitan yang biasa dihadapi pengusaha kecil antara lain modal dan tempat berdagang karena harga sewanya semakin tinggi. Untuk itu, Ahok menambahkan, bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, ia berniat merealisasikan lahan murah buat rakyat lewat program 1.000 pasar tradisional. "Dari pasar itu dibuat distribusi harga yang wajar dan pedagangnya diberi modal untuk maju," katanya.
Jika program tersebut direalisasikan, Ahok memperkirakan semakin banyak masyarakat yang tak perlu kepepet menjadi pegawai negeri atau pembantu rumah tangga. Apalagi sampai hijrah ke negeri tetangga dan ditindas.
Dengan memberikan kenyaman untuk tinggal dan berusaha di negeri sendiri, Ahok optimistis masyarakat akan memilih untuk menjadi pengusaha dan sedikit saja yang menjadi pembantu rumah tangga. "Kalau tak sanggup bayar orang cuci baju, ya cuci sendiri dong," kata Ahok berkelakar.
0 komentar:
Posting Komentar